Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Pengingat

Pengingat bak oase yang berada di tengah kegersangan. Bak rambu lalu lintas yang berada di sepanjang jalan. Bak senter yang menerangi jalan gelap gulita. Pengingat. Begitu hangat. Hingga ia tepat mengena. Mengena kepada yang ia ingatkan. Ini cerita tentang diri yang perlahan jauh tanpa sadar. Diri yang menutup karena merasa ia tak butuh. Diri yang hina namun Allah yang Maha Baik tak menjauhi, Allah berikan diri nikmat dengan hadirnya seorang pengingat. Aku jauh, kesibukan kegiatan kuliah menjadi prioritas. Aku jauh, saat diajak berkumpul pada majelis yang InsyaAllah di ridhoiNya aku tak hadir, berdalih ada yang lebih penting. Aku jauh, tembok pembatas mulai runtuh, menggoda untuk aku lewati dan berjalan lebih jauh lagi. Lalu ingat indahnya berkumpul dalam kebaikan membuatku menoleh kembali. "Aku sudah terlalu jauh. Aku perlu kembali." Tapi aku merasa sudah benar jauh. Lalu pengingat itu hadir, memanggilku untuk kembali. Aku tak bergeming. Pengingat itu menghampiriku, mera

Karena Allah Cukup Bagiku

Rasa kecewa, ia hadir karena pengharapan pada manusia. Rasa gelisah, ia hadir karena kepercayaan pada manusia Bahwa mereka mengatakan bersama namun nyatanya tidak Melangkah maju namun sendirian Mengajak maju namun tak diikuti Dicari kata-kata yang pas ternyata sulit ya :) Mencari nilai hidup itu yang kucari, nilai yang kupercaya sebagai 'passing grade'ku kelak dihadapanNya. Suatu pergerakan skala besar memang mengutamakan kerja tim. Tapi jangan harap, kamu dapat menemukan satu frekuensi yang sama. Karena alasan untuk terlibat tiap orang berbeda. Itu hikmah yang didapat, ketika aku merasa bergerak sendiri. Lalu mempertanyakan Apakah kemurnian amanah tidak sejalan dengan idealisme diri sehingga ia mudah dinodai? Atau adanya kemungkinan, kenyamanan diri tidak ditemukan sehingga ia (amanah) ditinggalkan? Nyatanya, pertanyaan-pertanyaan tersebut bagaikan racun. Racun yang merusak kemurnian hati. Merusak muhasabah diri karena tak dipungkiri, hal itu pernah terjadi pada di

Tamparan Keras Dari Allah

Gambar
Jeng jengggg. Mau nulis tapi lagi mau uas. Wkwkw nanti abis uas nulisnya

Aku takut

Aku takut bahwasanya semangatku redup keikhlasannya Aku takut bahwasanya mimpi itu tidak membawaku Tidak membawaku lebih dekat padaMu Namun aku lebih takut Ketika hati dan logika sudah berkompromi Sepakat untuk mulai seirama melangkah Tapi kakiku malah mundur Bahkan tak mau maju Aku lebih takut Umurku termakan waktu Tanpa aku mencoba Mimpi itu begitu jelas nyata bagiku Tangis pun terasa tulus hanya dengan membayangkannya Sungguh, aku hanya ingin ridhoMu Mengumpulkan bekalku Dan membungkusnya menjadi hadiah untukMu dan kedua orangtuaku Walau memang Kau tak butuhkan itu Ya Rabb, Ridhoilah mimpi hamba. Kuatkanlah diri ini, seorang gadis yang tak memiliki apa-apa. Engkaulah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

YOU LOOK HAPPIER

      Now, at the age of 20. I’ve got so many things, faced several problems and solve it in my own way. See life from many perspectives and still counting. Feel this and that, thought this and that. Know people and be friends. Laughing together and forget the feeling of sadness. Don’t care about being single and don’t have any boyfriend because I don’t want to have one (and sure it is not allowed haha). I just don’t care and yet I know if somebody in love with me. Of course I don’t want to be like this, it just not on the right timing. Do I like someone? Yes I do, and sure he do not know and it feels right and better. “lets just improve yourself and be better every day!” that my principle, and believe that Allah will give me the best one. He worth for me, and im worth for him. That what I called “focus on the future” and look happier day by day. Not because there is no problem which is blocking your way. but because you are believe in yourself that you can do whatever it takes.