Untuk ‘sedikit’ peduli
Kau berucap padaku “Untuk apa peduli ketika bahkan mereka tidak peduli? Untuk
apa peduli ketika dunia tak akan membaik? Untuk apa peduli namun berbalas rasa
sakit?”
Ah iya, barangkali sebab kemuakanmu pada sikap orang terhadapmu,
barangkali sebab sakit hatimu, dan barangkali karena jatuhnya ekspektasimu.
Tapi, aku yakin kau tahu bahwa dunia tidak hanya berisi keegoisanmu.
Tunggu, bukan keegoisan namun ketidakpedulianmu. Apa benar merasa peduli ketika
berharap mendapat balasan yang memuaskan?
Kamu berucap lagi setelah merasa enggan mencoba “Terserahku, terserah
kenyamananku.”
Aku rasa bukan itu bagian dari indahnya hidupmu.
Hei, kita hanya perlu berusaha lebih untuk memahami. Dan
tentu, ditambah dengan keikhlasan.
Sedikit pemikiran: Kepuasan bukan hanya dari apa yang kau terima namun
dari apa yang kau beri .
Hidup itu selalu ada-ada saja. Sungguh ada-ada saja. Tiap harinya akan
menemukan suatu kisah dengan bumbu rintangannya. Baik itu pekat terasa ataupun
yang hambar, dan selalu ada bagian-bagian yang dapat kau tentukan ingin seperti
apa merasakannya. Bagian-bagian itu sebenernya memiliki porsi sedikit di dalam panjangnya
harimu, tapi porsi sedikit itu justru yang memberikan banyak hal. Sebab dampaknya dapat bersifat luar biasa.
Porsi sedikit itu berupa jalan yang biasa kau tempuh, ruang kuliah yang
kau tempati, ibu tetangga yang rumahnya tiap pagi kau lewati, kendaraan umum
yang kau naiki, dan hal-hal ‘porsi sedikit’ yang ada dalam hari kita.
Usahamu dan kehendak Sang penciptalah yang menentukan ingin seperti apa
merasakan porsi kecil tersebut. Memungut sampah di jalan yang kau lalui, merapikan
kembali kursi yang kau pakai di ruang kuliah, dan menyapa seorang ibu yang
duduk di teras rumah yang kau lewati, serta melihat kondisi penumpang sekitar
yang turut menaiki transportasi yang sama denganmu. Setiap tindakan yang kau
pilih selalu terserah padamu, tapi lebih menyenangkan melakukan hal kecil yang
mungkin dapat memperbaiki kondisi hatimu, dengan melakukan tindakan-tindakan
kecil yang sederhana, tidak mengapa walau ‘sedikit’ peduli. ‘sedikit’ peduli
yang kau biasakan akan membiasakanmu menjadi ‘banyak’ peduli.
Komentar
Posting Komentar