Dia Panutan!

Ada yang bilang kita gak boleh melihat orang lain, kita harus maju dan fokus pada diri sendiri karena ketika kita melihat ke orang lain maka akan membuat kita underestimate diri sendiri. Akan tetapi, kembali lagi pada masing-masing pandangan. Bagaimana caramu memandang mereka?

Setiap orang punya sisi keunggulan dan juga kelemahannya. Kadang gak memungkiri kalau gue suka melihat ke teman, senior, junior, dan sebagainya dengan pandangan "ke atas". Ya, pasti pernah kepikiran "Kok dia bisa rajin banget, kok gue engga. kenapa ya :(" "Wah dia bagus banget cara ngomongnya, cara berpenampilannya." dan sebagainya. Gue pun gak memungkiri kalau pernah menjadi underestimate ke diri sendiri, memandang diri lebih rendah dari mereka. Menurut gue ini ada dampak bagus dan ada dampak buruknya, yang sejauh ini gue rasa.

Mari ambil kasus perkataan "Udah cantik, pinter, sholeh, aktif lagi" ya, kalimat ini dampaknya tergantung kita sendiri dengan bagaimana kalimat yang selanjutnya kita ucapkan.
Pilihan lanjutan:
1."Kapan gue bisa kayak gitu."
2. "Jauh banget sama gue."
3. "Idaman banget dia."
4. "Lah gue begimane."

kalimat di atas cuma kalimat singkat yang perlu dilanjutkan kembali untuk berdampak baik. Kalau gak dilanjutin sudah jelas akan berdampak pada menurunnya kepercayaan diri. Coba gue tulis lanjutannya:
5."Kapan gue bisa kayak gitu, fix gue harus belajar lebih banyak."
6. "Jauh banget sama gue, daya juang gue lemah dan harus gue perbaikin manajemen waktu gue."
7. "Idaman banget dia, kagumlah gue, gue perlu matengin diri lebih lagi nih."
8. "Lah gue begimane. masih cupu dalam memperbaiki diri nih berarti gue"

atau kadang tanpa sadar kita malah melanjutkannya dengan....
9."Kapan gue bisa kayak gitu. Cantik aja nggak"
10. "Jauh banget sama gue. Gak bakal bisa gue kayak gitu "
11. "Idaman banget dia. Gue apa kabar"
12. "Lah gue begimane. Di bawah dia banget"

it depends on you, untuk milih mau yang mana. ini selalu tentang bagaimana cara kita berpikir. Tentu, gue sangat merekomnedasikan untuk berpikir seperti no. 5 sampai 8. Anyway, cantik itu relatif dan kesholehan hanya orang dekat dan Allah SWT yang tau. Tapi ya ini contoh dari sekian banyak hal yang kita pandang dari orang lain. Gue sendiri bersyukur, Alhamdulillah Allah memberikan dan menunjukan berbagai macam jenis orang di kehidupan gue yang setiap dari mereka selalu saja ada hal yang bisa gue jadikan panutan. Banyak banget! Ada teman departemen gue yang pinter sekaleh, yang ipnya tiap semester bisa 4, gue kagum lalu gue korek-korek informasi, oh ternyata karena dia ketika belajar sungguh-sungguh dan secepatnya menyelesaikan apa yang perlu ia selesaikan. Gue sadar kelemahan gue adalah gue cepat bosan dengan teori dan fokusnya bisa kebagi kemana-mana, sehingga gue perlu belajar untuk fokus dan gak jadi procrastinator. Ada juga teman laki-laki yang begitu dikagumi oleh kaum wanita dan disenangi serta disegani kaum laki-laki, kenapa bisa? dia lembut dan bertutur kata baik, selalu mengajak pada kebaikan. kalau kata teman sih "contoh the real muslim itu dia!" kalau mau menjadi sosok yang lebih baik, gue jadikan dia panutan untuk belajar bertutur kata baik dan tidak meremehkan kebaikan sekecil apapun. Lalu ada kakak aktivis yang dapat beasiswa bergengsi, beliau bilang karena terus berusaha mecoba, berdoa, dan berbaik sanga pada Allah SWT. Ada juga kenalan nun jauh di negara sana yang jadi panutan gue, terliat dari profilnya yang sedang pendidikan S3 dan bahasa inggrisnya bagus banget (pastinya). Hasil sharing juga dari  ngobrol banyak hal, gue melihat beliau ulet, tau prioritas, dan gak neko-neko hidupnya, hal itulah yang memacu gue untuk belajar dari beliau dan juga jadi motivasi untuk belajar bahasa inggris dengan semangat.

Gue senang dengan semua orang yang memacu diri gue untuk mengimprove kapasitas diri lebih lagi. Maka dari itu, bagaimana kita memandang diri sendiri dan orang lain sangatlah menentukan seperti apa usaha yang akan kita lakukan. 

Yang membuat kita berpandangan negatif pada diri sendiri adalah karena kita gak tau cerita perjuangan dan pilihan-pilihan berat apa yang telah mereka hadapi. Tentu faktor kepercayaan diri yang rendah jadi faktor pendukung juga. "Ya gimana lagi, gue gak se-pede itu." eits, jangan lupakan keunggulan yang dimiliki oleh diri sendiri dan jangan lupa ada orang lain yang bersyukur bertemu dengan kita dalam kehidupan mereka. 

Ini selalu tentang bagaimana pandangan kita terhadap orang lain, dunia, dan hidup kita sendiri. Enjoy your life and also do your best for your dunya and akhirah. Salam :) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi Partner yang Menyeimbangkan

How to be 'positive' and happy with the easiest way

Menyederhanakan mimpi yang tidak sederhana