Katanya pengen 'Gabut'

Semenjak tingkat 1 kuliah rasanya diri selalu on fire. Semangat banget ikut ini ikut itu, bahkan IP tertinggi yang pernah dimiliki saat tingkat 1 dengan kegiatan seabrek lompat sana sini. Ikut volunteer lembaga struktural, rohis PPKU (TPBnya IPB), organisasi asrama, UKM yang every week harus diluangin waktunya, dan memulai untuk usaha kecil-kecilan. Ini bukan buat dibanggain, BIG NO. untuk flashback aja dan itu penting untuk evaluasi "duh gue selama ini ngapain aja sih?". I was so busy back then, but it was so much fun. I found that: being busy makes me feels so productive! dan salah satu yang bikin aku senang adalah i really be myself and no worries about love stories. Iya waktu itu gak ada sama sekali bahasan tentang jodoh (yang mana seiring naiknya tingkat semester, bahasan jodoh ini jadi agak trending di kalangan cewek mungkin sebab semakin sering cewek-cewek nonton drama korea "kyaa oppa, saranghae" kemudian jadi mudah baper. i dont know -_- and i dont care at all.) *pfft, LOL sayah khawatir ini kalimat terakhirnya gak padu, gapapalah ya.

kakak bilang "paling semester awal-awal aja semangat, jadi makin tua makin ilang tuh semangat."

Seiring berjalannya waktu
masuk departemen dan fakultas
Kegiatan mulai berkurang
tapi begadang untuk organisasi dan akademik semakin menjadi
dengan dimulainya fase "Hidupku habis dengan menulis laporan"
tapi tidak mau lepas dari dunia pergerakan kampus

IP menurun
susah beradaptasi, apalagi semenjak tidak lagi di asrama
mulai jalan kaki jauh, yang tadinya berangkat 5 menit dari kamar asrama ke ruang kelas kuliah pun gak masalah
lalu mulai bandel
rasanya lebih enak organisasi daripada belajar
dasar emang gak sadar amanah utama (re: belajar mata kuliah yang bener di kampus)
doing organization's works is more flexible and the responsibilities were felt so real
learning by doing
adding my life skill

Semakin naik tingkat semakin tinggi amanah yang dipegang

masuk semester 5 ketika di beberapa organisasi sudah demisioner
selalu tanya dan ditanya kawan sana sini "eh lo jadinya lanjut gerak di mana?"
"lo masih mau di organisasi a b c?"
kemudian sempat terlintas ah aku pengen gabut aja! capek.
tapi tawaran di organisasi lain semakin bertambah.

iya benar, keputusan untuk gabut itu hampir bulat. Gabut dari segala organisasi kampus, resign, karena merasa akademik terkalahkan. Sedih rasanya ketika IPK jauh dari yang dicita-citakan. Merasa  capek dan mulai ragu, runtuhlah sudah pergerakan. "Pengen belajar aja perbaikin nilai, pengen ikutan lomba-lomba ajalah!"

tapi ada suatu percakapan sama temen yang ngebuat diri tersadar
"Taz, lo jadinya pilih di mana?"
"Ah nggak ah, mau gabut aja."
"Gabut tuh kalau udah mati, kalau udah di kubur. Nanti juga ada waktunya"
"ih iya lo bener bangeeeeeeet!"

jleb se jlebnya jleb perkataan
sadar sesadar sadarnya
melek semelek meleknya

thanks a lot my friend, may Allah always guide and protect you. Jazakallah khair.
perkataan dia sampai sekarang membekas banget.

Sempat motivasi di kampus untuk tetap bergerak berubah menjadi: "Kalau mereka yang berIPK tinggi punya nilai angka, aku punya nilai diri. I value myself more, value that become my brand, self-branding." yap, selfbranding adalah ketika orang inget kita dengan suatu hal, itulah brand diri kita, for example: people would say "si x? oh yang aktif social project?" or Y yang lomba mulu, D anak mushola abis, E asprak sejati, or anything else yang pasti kalau inget kita orang lain pasti inget sesuatu, nah sesuatu itulah brand diri kita. Kita maunya orang lain inget kita tentang apa? kita sendiri yang bangun citra itu.

Aku sadar.
yang membuat capek itu bukan karena kelelahan bergerak
bukan karena ipk yang menurun
bukan juga karena rindu untuk bersantai
tapi
ada yang terlupakan
yaitu niat awal yang mulai berubah
niat awal yang mulai pudar dan tak diingat

Lillah
bermanfaat untuk orang lain
setidaknya yang kita lakukan bermanfaat untuk diri kita sendiri
karena bergerak untuk sebuah kebaikan jauh lebih baik daripada berdiam diri dan minim melakukan kebaikan

mulai sekarang kalau ragu dan lelah mulai muncul, tanyakan kembali ke diri, kamu memulai niatnya untuk apa?

let's find happiness within your tears and sweats, always be yourself and give the best for Allah Subhanna wa Ta'ala, your parents, and others.

for closing:
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ

“Semangatlah dalam hal yang bermanfaat untukmu, minta tolonglah pada Allah, dan jangan malas (patah semangat).” (HR. Muslim no. 2664).

Imam Nawawi mengatakan tentang hadits di atas, “Bersemangatlah dalam melakukan ketaatan pada Allah, selalu berharaplah pada Allah dan carilah dengan meminta tolong pada-Nya. Jangan patah semangat, yaitu jangan malas dalam melakukan ketaatan dan jangan lemah dari mencari pertolongan. ” (Syarh Shahih Muslim, 16: 194).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

How to be 'positive' and happy with the easiest way

'Kayaknya gak nyampe deh'